Beranda | Artikel
Kesalahan Memahami Makna dan Realisasi Laa Ilaa ha Illallah - Kitab Al-Ubudiyah
Jumat, 27 April 2018

Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Taslim

Kesalahan Memahami Makna dan Realisasi Laa Ilaa ha Illallah merupakan kajian Islam yang disampaikan oleh: Ustadz Abdullah Taslim, Lc. MA. dalam pembahasan “العبودية (Al-Ubudiyah)” karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah. Kitab ini membahas berbagai permasalahan yang berkaitan dengan ibadah dan penghambaan diri. Kajian ini disampaikan pada 26 Rajab 1439 H / 12 April 2018 M.

Download kajian sebelumnya: Konsekuensi Yang Benar Ketika Seseorang Mengenal Tauhid Kepada Allah

Kajian Tentang Kesalahan Memahami Makna dan Realisasi Laa Ilaa ha Illallah – Kitab Al-‘Ubudiyah

Selanjutnya Ibnu Taimiyah rahimahullah menyebutkan kritikan kepada orang-orang yang salah dalam memahami tauhid. Makna Laa Ilaa ha Illallah juga mereka artikan terbatas pada pemahaman rububiyah. Yang hal ini belum mencakup makna intinya. Sehingga dengan ini mereka terjerumus kedalam masalah berikutnya dalam masalah dzikir. Yaitu mereka meyakini bahwa dzikir yang paling utama hanya mengucapkan kalimat Allah saja. Bahkan ada yang hanya mengulang-ulang kata “huwa“. Padahal ini tidak mengandung arti yang dipuji didalam agama dan tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga oleh para sahabat generasi terbaik umat ini.

Maka jika ada orang-orang yang menyangka bahwa mengucapkan Laa Ilaa ha Illallah sama dengan Alhamdulillah, Allahuakbar dan mengatakan bahwa ini dzikir umum. Dimana mereka menganggap bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan dzikir yang umum dan begitu pula dengan para sahabatnya. Lalu selanjutnya mereka mengatakan bahwa ada dzikir yang khusus. Mereka ajarkan dzikir khusus ini secara sembunyi-sembunyi. Tentu ini bertentangan dengan perintah Allah yang memerintahkan kita untuk menyampaikan secara terang-terangan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

تَرَكْتُكُمْ عَلَى الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لَا يَزِيغُ عَنْهَا بَعْدِي إِلَّا هَالِكٌ

“Aku tinggalkan kalian dalam suatu keadaan terang-benderang, siangnya seperti malamnya. Tidak ada yang berpaling dari keadaan tersebut kecuali ia pasti celaka.” (HR. Ahmad)

Dari hadits di atas kita mengetahui bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah menyampaikan semua dan tidak ada yang disembunyikan lagi. Orang yang meyakini adanya dzikir khusus itu jika ditanya sumbernya maka mereka akan mengatakan nukilan-nukilan yang tidak bersumber dan semua orang bisa mengaku yang seperti itu.

Dalam Islam tidak ada lagi yang tersembunyi. Penjelasan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah penjelasan yang terang-benderang yang dapat dipahami oleh semua umat Islam yang mau mempelajarinya. Bahkan Al-Qur’an juga disebut sebagai cahaya نُورًا مُّبِينًا (cahaya yang terang benderang).

Barang siapa yang menyangka bahwa yang mengucapkan Laa Ilaa ha Illallah,  Alhamdulillah, Allahuakbar merupakan dzikir yang umum dan ada dzikir yang khusus. Maka inilah orang-orang yang sesat dan jelas melakukan kesalahan yang fatal. Tidak ada petunjuk dalam syariat, tidak dicontohkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak juga oleh para sahabat radhiyallahuanhum ajma’in.

Apakah mungkin Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menyembunyikan kebaikan dari umatnya? Apakah mungkin Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya mengajarkan kepada kita yang umum saja dan yang khusus disembunyikan? Demikian pula para sahabat. Demi Allah ini adalah tuduhan yang sangat keji bahkan sungguh mereka telah menentukan dalam syariat ini sesuatu yang bertentangan dengan petunjuk Allah dan petunjuk RasulNya shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Simak dan Download MP3 Kajian Tentang Kesalahan Memahami Makna dan Realisasi Laa Ilaa ha Illallah – Kitab Al-‘Ubudiyah


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/30963-kesalahan-memahami-makna-dan-realisasi-laa-ilaa-ha-illallah-kitab-al-ubudiyah/